Dengan isu lingkungan dan kenaikan harga BBM, banyak kota di dunia mulai beralih ke bus listrik sebagai alternatif bus diesel. Tapi, mana yang sebenarnya lebih efisien—bus listrik yang ramah lingkungan atau bus diesel yang sudah teruji puluhan tahun?
Kita akan bandingkan dari segi biaya operasional, performa, dampak lingkungan, dan kelayakan di Indonesia!
1. Perbedaan Dasar Bus Listrik vs Bus Diesel
Aspek | Bus Listrik | Bus Diesel |
Sumber Tenaga | Baterai lithium-ion | Mesin diesel + solar |
Emisi | Nol emisi (saat operasional) | CO2, NOx, & partikel berbahaya |
Biaya Bahan Bakar | Listrik (Rp/kWh) | Solar (Rp/liter) |
Perawatan | Lebih sederhana | Lebih kompleks |
2. Biaya Operasional: Mana Lebih Murah?
a. Harga Pembelian
- Bus Listrik: Rp 2-4 miliar (mahal karena teknologi baterai).
- Bus Diesel: Rp 1-2 miliar (lebih terjangkau).
b. Biaya Bahan Bakar
Bus Listrik:
- Konsumsi listrik 1,2-1,5 kWh/km.
- Jika harga listrik Rp 1.500/kWh, biaya per km Rp 1.800-2.250.
Bus Diesel:
- Konsumsi solar 0,5-0,7 liter/km.
- Jika harga solar Rp 10.000/liter, biaya per km Rp 5.000-7.000.
c. Biaya Perawatan
Bus Listrik:
- Tidak perlu ganti oli, filter, atau tune-up mesin.
- Biaya servis 40-50% lebih murah.
Bus Diesel:
- Rutin ganti oli, filter, & perbaikan mesin.
- Biaya servis lebih tinggi.
3. Performa: Mana Lebih Unggul?
Parameter | Bus Listrik | Bus Diesel |
Akselerasi | Lebih cepat (torsi instan) | Lebih lambat |
Jarak Tempuh | 200-300 km (isi ulang 4-6 jam) | 500-800 km (isi solar 5 menit) |
Kebisingan | Hampir tanpa suara | Berisik & bergetar |
Catatan:
- Bus listrik unggul di rute perkotaan (stop-and-go).
- Bus diesel masih lebih baik untuk rute jarak jauh.
4. Dampak Lingkungan
Bus Listrik:
- Zero emission (tidak ada polusi udara saat operasional).
- Tapi, sumber listrik harus bersih (jika pakai PLTU batubara, tetap tidak ramah lingkungan).
Bus Diesel:
- Menghasilkan CO2, NOx, & PM2.5 (berbahaya bagi kesehatan).
- Tapi, teknologi Euro 4/5 sudah mengurangi polusi.
Fakta Menarik:
1 bus listrik bisa mengurangi ~1.500 ton CO2 dalam 10 tahun dibanding bus diesel!
5. Kelayakan di Indonesia
Baca Juga :
Keuntungan Bus Listrik di Indonesia:
- Pemerintah mendukung (insentif pajak, subsidi listrik).
- Operasional lebih murah (bahan bakar & perawatan).
- Ramah lingkungan (kurangi polusi Jakarta & kota besar).
Tantangan Bus Listrik di Indonesia:
- Harga awal mahal (butuh investasi besar).
- Infrastruktur charging belum memadai.
- Baterai tidak tahan panas & macet.
Bus Diesel Masih Dominan Karena:
- Harga lebih terjangkau.
- Bisa dipakai rute jauh (tanpa khawatir kehabisan daya).
- Teknologi sudah familiar.
6. Kasus Nyata: TransJakarta vs Blue Bird Bus Listrik
TransJakarta (Diesel):
- Konsumsi solar 40.000 liter/hari (biaya Rp 400 juta/hari!).
- Polusi tinggi di halte.
Blue Bird Bus Listrik:
- Uji coba di Jakarta & Bali.
- Hemat 60% biaya operasional.
7. Masa Depan Bus Listrik di Indonesia
- 2024: Pemerintah targetkan 3.000 bus listrik beroperasi.
- 2030: Diharapkan 40% transportasi umum sudah elektrik.
Tantangan utama:
- Harga baterai harus turun.
- Stasiun charging cepat di terminal & jalan tol.
8. Kesimpulan: Mana Lebih Baik?
Pilih Bus Listrik Jika:
- Anda operator angkutan perkotaan.
- Mau hemat biaya jangka panjang.
- Peduli lingkungan & polusi udara.
Pilih Bus Diesel Jika:
- Butuh fleksibilitas rute jauh.
- Budget terbatas untuk pembelian awal.
- Infrastruktur listrik belum siap.
Verdict:
- Efisiensi biaya & lingkungan → Bus Listrik menang.
- Fleksibilitas & harga awal → Bus Diesel masih unggul.