April 26, 2025

Kuliner Ekstrem Jawa Timur: Lontong Balap dengan Kuah dari Air Sumur?

Jawa Timur dikenal sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang kaya akan kuliner khas dengan cita rasa kuat dan otentik. Mulai dari rawon yang legendaris hingga rujak cingur yang unik, kuliner Jawa Timur selalu berhasil memanjakan lidah para pecinta makanan tradisional. Namun, di balik deretan makanan lezat itu, ada satu kisah kuliner ekstrem yang menarik perhatian—.

Sekilas terdengar tak biasa, bahkan cenderung mengundang pertanyaan: mengapa harus pakai air sumur? Apakah aman? Tapi justru karena keunikannya inilah, lontong balap versi ini menjadi buah bibir dan bahkan diburu oleh para pencinta kuliner otentik.


Asal-usul Lontong Balap

Lontong balap merupakan makanan khas Surabaya yang terdiri dari https://www.labuanresort.com/ potongan lontong, tahu goreng, tauge (kecambah), lentho (perkedel kacang tolo), serta siraman kuah bening gurih. Tak ketinggalan, sambal dan kecap menambah kesedapan rasa. Dinamakan “lontong balap” karena dulu para penjualnya saling berlomba cepat dalam menjajakan dagangan, terutama saat menggunakan pikulan—seolah “balapan.”

Biasanya, kuah lontong balap dibuat dari air matang yang dimasak dengan bumbu bawang putih, garam, dan kaldu dari rebusan lentho. Namun, di sebuah daerah pinggiran Surabaya, ada pedagang yang justru mempertahankan tradisi lama—menggunakan air sumur sebagai bahan dasar kuah.


Tradisi atau Kebutuhan?

Pedagang bernama Mbah Saminah (67), telah berjualan lontong balap sejak tahun 1980-an. Ia masih menggunakan air sumur yang diambil langsung dari halaman rumahnya. “Dulu belum ada air PAM. Jadi dari awal memang pakai air sumur, dan rasanya beda. Pelanggan malah suka,” ujarnya sambil tersenyum.

Menurut Mbah Saminah, air sumur yang ia gunakan bersih dan disaring sebelum direbus. Ia percaya, air sumur memberikan rasa yang lebih “alamiah” dan membuat kuah lontong balapnya terasa lebih segar. Beberapa pelanggan setia pun membenarkan hal itu, mengatakan bahwa ada “rasa khas” yang tidak bisa ditiru oleh lontong balap versi modern.


Reaksi Publik dan Media Sosial

Fenomena ini sempat viral di media sosial. Beberapa warganet menyambut dengan rasa penasaran, sementara yang lain mempertanyakan aspek kebersihannya. Ada pula yang menganggap ini sebagai bentuk ekstrem kuliner khas Indonesia—menggabungkan warisan budaya dengan praktik yang tampaknya tak lazim di era sekarang.

Namun, hingga kini belum ada laporan yang menyebutkan dampak negatif dari lontong balap Mbah Saminah. Bahkan, banyak food blogger yang datang langsung untuk mencoba dan mengulas, lalu pulang dengan pujian terhadap rasa yang “unik, ringan, dan nostalgia banget.”

BACA JUGA: Mobil Surya: Mungkinkah Jadi Transportasi Masa Depan?!!!

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.